Banner Atas

Banner Atas

BUDAYA PEMBAWA PETAKA

(Oleh : Eka Muhammad Iskandar)
Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

 Entah di mana, siapa, dan kapan awal mulanya tradisi pembakaran kembang api dalam penyambutan tahun baru. Yang pasti pembakaran kembang api sekarang sudah menjadi ritual wajib pada perayaan pesta taun baru, tanpa perlu kita melihat ke negara lain, kita bisa menyimpulkan bahwa demam pembakaran kembang api sudah menjadi mayoritas penduduk bumi, pada beberapa perayaan di dunia ini, manusia bisa mewujudkan kegembiraanya dengan menyalakan kembang api maupun petasan karena keindahan warna warni kembang api yang memenuhi langit dengan aneka bentuk yang mempesona dapat menjadikan hiburan tersendiri dalam sebuah perayaan.

Namun dalam proses perwujudan kegembiraan dalam suatu perayaan, manusia sering kali tidak memikirkan dampak dari perbuatannya terhadap orang lain maupun lingkungan. Misalnya pada perayaan kembang api yang selalu di awali dengan suara desisan yang keras, kerap kali orang lain takut atau terganggu, bukan hanya manusia kadang hewan-hewanpun lari ketakutan karena suara yang di hasilkan dari kembang api tersebut cukup keras, dan bisa menimbulkan kebakaran bila terkena benda yang mudah terbakar, kembang api pun memiliki kontribusi yang sangat besar untuk gangguan kesehatan , polusi udara dan perubahan iklim.

Sejak seminggu sebelum tanggal 31 desember sudah terlihat penjual kembang api maupun petasan sudah berada di tempat tempat strategis di kota besar maupun di kota kecil, maka jadilah malam 31 desember itu sebagai malam memekakkan telinga dan penuh kabut beraroma misiu.
Suatu hal yang sebenarnya sudah di ketahui oleh para ahli lingkungan, tetapi cenderung di abaikan adalah bahwa bahan pembakaran kembang api menghasilkan bahan pencemaran udara yang berdampak buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

komposisi kembang api itu terdiri dari Binder berfungsi untuk agen pengikat sehingga bahan pembuat kembang api dapat di jadikan campuran berbentuk pasta Binder yang sering di gunakan adalah yang berjenis dextrin, Oksidator adalah penghasil oksigen untuk memulai proses pembakaran, bahan Oksidator yang sering di pakai biasanya dari golongn nitratReduktor adalah oksigen yang di hasilkan oleh oksidator yang bertemperatur tinggi dan mengembang dengan cepat, Reduktor yang sering di gunakan adalah belerang dan karbon, Fuel atau thermit pada umumnya di gunakan untuk fuel pada kembang api fuel akan melepaskan elektron pada oksidator menyebabkan oksidaktor tereduksi, pada saat proses ini akan terjadi ikatan antara fuel dan oksigen membetuk produk yang lebih stabil, Regulator atau logam biasanya di tambahkan untuk mengatur kecepatan terjadinya reaksi pada kembang api, semakin luas permukaan logam maka semakin cepat reaksi yang akan terjadi, Adapun pembentukan warna pada cahaya kembang api adalah atom, beberapa jenis atom (dalam bentuk kimia masing masing) untuk membuat warna-warna dalam kembang api.

Melihat berbagai bahan kimia yag menjadi campuran dalam pembuatan kembang api, tentu menimbulkan bahaya bagi manusia dan lingkungan, asap dan debu sisa pembakaran kembang api mengandung sisa-sisa logam berat dan senyawa kimia yang beracun dan membahayakan kesehatan manusia, kembang api pun bisa bisa membuat orang terluka seperti di italia pada tahun 2012, kembang api melukai 561 orang dan menewaskan 2 orang, dari ratusan yang terluka di antaranya 76 anak-anak di bawah umur ( washingtonpost.com).

Jika negara kita saja menghabiskan sedikitnya 10 ton kembang api, dengan asumsi perbandingan nitrat dan klorat sama besar, maka kita menyumbang pencemaran ke udara berupa gas belerang (SO2) sebanyak 7,5 ton dan gas karbondioksida (CO2) sebanyak 10 ton, bayangkan bila seluruh dunia ada 150 negara saja membakar kembang api sejumlah itu maka sedikitnya 1125 ton gas sulfur dan 1500 ton karbondioksida lepas ke atmosfer hanya dalam semalam, di atmosfer partikel padat itu bisa menjadi penghambat sinar matahari.

Dengan mahalnya biaya kesehatan dan isu dunia tentang peruahan iklim serta pemanasan global, apa kita masih engan untuk melepas kebiasaan lama, mari kita robah kebiasaan lama kita dengan lebih bermangfaat bagi pengembangan diri, masyarakat dan kesehatan dengan memainkan permainan yang ramah lingkungan.

Nama : Eka Muhammad Iskandar
Status : Kuliah
IG : ekamuhamadskandar

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "BUDAYA PEMBAWA PETAKA"

Post a Comment